#28. Pasar Tidak Menentu, Apakah Sebaiknya Reksa Dana Saham Dialihkan ?

Dalam kondisi pasar yang tidak menentu seperti yang terjadi pada tahun 2015, pertanyaan seperti ini banyak mengemuka; Apakah sebaiknya (reksa dana) saham dialihkan dulu hingga keadaan lebih baik? Kapan waktu yang tepat untuk kembali masuk ?

Terus terang tidak ada yang tahu berada titik terendah dari IHSG. Bisa jadi IHSG sudah di posisi tersebut dan akan naik, atau malahan masih akan terus menurun lagi. Sebab IHSG bukan hanya cerminan fundamental kinerja perusahaan tapi juga sentimen dari investornya.

Bisa saja harga pasar sebenarnya sudah mencerminkan fundamental perusahaan tapi karena kekhawatiran yang berlebihan dari para investor harganya terus menurun. Bisa juga harga pasarnya sebenarnya sudah wajar bahkan agak kemahalan, tapi karena optimisme berlebihan harganya terus naik.

Jadi saya tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk mengurangi komposisi saham ataupun apakah sekarang sudah merupakan titik terendah sehingga investor bisa menambah posisi sahamnya.

Dalam kondisi demikian, idealnya memang investor memiliki portofolio yang berimbang antara reksa dana berbasis saham dengan berbasis obligasi dan pasar uang. Sebab dengan portofolio demikian berarti ada kemungkinan ketika reksa dana sahamnya rugi, masih ada keuntungan di reksa dana campuran, pendapatan tetap dan pasar uang.

Dalam perencanaan investasi, mengubah komposisi investasi dengan menambah atau mengurangi jenis reksa dana tertentu disebut juga dengan istilah menata ulang portofolio investasi. Yang menjadi pertanyaan, apakah tindakan ini merupakan Persiapan atau Reaksi ?

Menata ulang portofolio disebut persiapan jika sudah dilakukan investor sejak investasi pertama kali. Artinya sejak awal investor telah membagi asetnya ke dalam beberapa jenis keranjang investasi dengan persentase tertentu. Dalam istilah keuangan disebut juga dengan Asset Allocation.

Seiring dengan berjalannya waktu, ada keranjang yang naik ada juga yang turun sehingga komposisi portofolio meleset dari persentase yang ditetapkan sejak awal. Jadinya investor menata ulang kembali supaya komposisinya sesuai dengan target yang ditetapkan sejak awal.

Dengan melakukan hal tersebut, dalam kondisi investasi berbasis saham sedang turun investor dapat menambah porsi sahamnya pada harga yang relatif murah sehingga ketika harganya naik dia memperoleh keuntungan.

Dalam kondisi ketika investasi berbasis saham sedang naik, investor dapat merealisasikan keuntungan dan menyimpannya dalam jenis investasi yang lebih berisiko rendah seperti reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang.

Menata ulang portofolio disebut reaksi apabila penyebab investor melakukannya karena kepanikan menghadapi kondisi pasar yang tidak kondusif. Dengan kata lain, meski dalam kuesioner profil risiko didapatkan bahwa investor memiliki profil yang agresif, tapi kenyataannya tidak.

Ketika benar-benar melihat bahwa nilai uang dia saat ini lebih kecil daripada jumlah uang yang diinvestasikan sejak awal dia menjadi tidak nyaman, panik dan akhirnya menjual sebagian atau bahkan semua investasi dan memindahkan ke instrumen yang lebih aman.

Apakah reaksi di atas dikatakan salah? Sebetulnya tidak. Sangat wajar bagi investor manapun untuk merasa tidak nyaman melihat hasil investasi turun atau rugi. Bisa juga ini karena merupakan kesalahan dari tenaga pemasar karena tidak menjelaskan risiko dengan baik ketika melakukan penawaran produk.

Hanya saja perlu diketahui bahwa tindakan menata ulang portofolio investasi yang disebaikan reaksi kepanikan sesaat mungkin akan merugikan investor dalam jangka panjang.

Kebanyakan investor yang panik pada saat mengalami penurunan harga dan melakukan tindakan cutloss untuk mengamankan dana yang tersisa suka tidak suka pasti akan punya rasa trauma terhadap investasi.

Akibatnya ketika harga turun ke tingkat yang lebih rendah lagi belum tentu mereka berani untuk membeli karena khawatir akan kembali turun. Sebaliknya ketika harga bergerak naik, mereka juga akan ragu-ragu untuk masuk karena menunggu harganya kembali turun.

Pada akhirnya, mungkin mereka baru masuk lagi ketika harga naik tinggi di atas harga mereka melakukan cutloss sebelumnya. Jika tidak mampu mengatasi rasa panik tersebut, dikhawatirkan sejarah akan terus berulang dan investor tidak dapat menikmati keuntungan dari investasi reksa dana yang naik dalam jangka panjang.

Jadi kuncinya adalah bukan boleh atau tidak boleh melakukan penataan ulang terhadap portofolio investasi reksa dana. Tapi apakah tindakan tersebut merupakan tindakan yang sudah direncanakan sejak awal atau hanya kepanikan sesaat saja. Apabila hanya merupakan reaksi atas kepanikan, sebaiknya investor berpikir ulang kembali sambil mengevaluasi kembali rencana investasinya.

Bagaimana untuk investor yang belum membuat rencana ? Sebetulnya tidak sulit, investor tinggal membuat rencana investasi yang solid. Bisa berupa rencana investasi disiplin (autodebet) yang dilakukan dalam kurun waktu sekian tahun sehingga apapun kondisinya tetap dilanjutkan.

Bisa juga berupa rencana komposisi aset alokasi tertentu yang ingin dipertahankan sambil dievaluasi secara berkala. Periode evaluasi bisa 6 bulanan atau 1 tahunan.

Pada akhirnya, keberhasilan dalam investasi tidak hanya ditentukan oleh kondisi keuangan investor tapi juga oleh disiplin dalam pelaksanaannya.gambar 28 copy

2 Comments Add yours

  1. Chev says:

    Selamat Malam, Pak Rudi.

    Portofolio Reksa Dana saya seperti ini:
    1. RD Saham (dari FFS alokasinya ke big caps). Sampai hari ini return-nya 18%
    2. RD Saham bertema Infrastruktur. Sampai hari ini return-nya hanya 7%

    Sekarang rencanya saya mau menata ulang portofolio RD saya dengan menambah 4 RD baru lagi. Jadi total ada 5 RD Saham dan satu RD Campuran-Syariah.

    Data yang saya gunakan dari data rating Morningstar per 31-08-2016. Saya mengambil RD-RD Saham yang berbintang 5. Untuk RD Syariah Campuran saya mengambil rating Infovesta.

    Apakah re-alokasi ini bisa dibilang tepat? Pertimbangan saya, dengan disebar ke beberapa RDS bisa meminimalkan resiko dan memaksimalkan return. RDS-nya berbeda MI.

    Nanti akan spt ini:
    1. RDS – big caps = 3
    2. RDS – small caps = 1
    3. RDS tema infrastruktur = 1
    4. RD – Syariah-Campuran = 1

    MI-nya ada tiga.
    Apakah produk Panin ada kemungkinan masuk agen CommBank? Krn hanya CommBank yg punya fitur bagus, dlm menggabung saldo Tabungan dan RD. Sehingga nasabah/investor bisa memantau langsung portofolio-nya .

    Terima kasih

    Like

    1. Rudiyanto says:

      Selamat malam Pak Chev,

      Melakukan aset alokasi adalah hak setiap investor. Bagaimana caranya, tepat atau tidak, tidak ada ketentuan bakunya.

      Yang penting adalah anda merasa nyaman dengan yang dilakukan dan target yang anda tentukan bisa tercapai.

      Penggunaan rating Morningstar atau Infovesta tidak menjamin keberhasilan di masa mendatang, namun jika mau digunakan sebagai salah satu pertimbangan silakan saja.

      Terkait aset alokasi dan pilihan reksa dana saham, mungkin artikel ini bisa menjawabnya http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2014/05/20/berapa-jumlah-kepemilikan-reksa-dana-saham-yang-ideal/

      Mengenai kerjasama dengan Commbank, mohon maaf, saat ini belum ada rencana pemasaran melalui agen penjual. Jika memang ada di masa mendatang akan diinformasikan kembali.

      Semoga bermanfaat

      Like

Leave a comment