#2. Bab 4. Kiat Berinvestasi Reksa Dana Saham

Reksa dana saham merupakan jenis reksa dana yang profil risikonya paling tinggi dibandingkan reksa dana lain akan tetapi jenis reksa dana ini juga merupakan yang paling diminati oleh investor di Indonesia. Seperti apa kiat untuk berinvestasi pada reksa dana jenis ini?

Dilihat dari besaran dana kelolaannya, jenis reksa dana saham merupakan jenis dengan dana kelolaan terbesar. Secara tidak langsung, hal ini menunjukkan bahwa reksa dana saham merupakan yang paling diminati oleh investor baik perorangan ataupun institusi di Indonesia.

Berdasarkan ketentuan dalam peraturan OJK, kebijakan investasi yang berlaku untuk reksa dana saham adalah minimal 80 persen di instrumen saham. Saham sendiri merupakan instrumen investasi yang lebih berisiko dibandingkan obligasi, namun memiliki potensi imbal hasil yang lebih besar pula.

Berbeda dengan obligasi yang memiliki kupon yang pasti dan tanggal jatuh tempo, saham tidak selalu membagikan dividen dan tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Akibatnya dalam berinvestasi di saham, manajer investasi lebih mengandalkan potensi keuntungan dari kenaikan harga dibandingkan pembagian dividennya.

Kenaikan harga saham sendiri dalam jangka panjang ditentukan oleh fundamental perusahaan. Yang dimaksud dengan fundamental perusahaan pada dasarnya adalah apakah perusahaan dapat menjaga pertumbuhan laba bersih dari waktu ke waktu.

Dalam jangka pendek, kinerja saham dapat ditentukan oleh banyak hal mulai dari valuasi, sentimen pasar, perubahan kondisi ekonomi atau peraturan terkait kegiatan usaha perusahaan, hingga aliran dana asing yang disebabkan oleh faktor-faktor yang mungkin terjadinya saja tidak di Indonesia.

Sebagai contoh, seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi di China, krisis utang yang menimpa negara Uni Eropa dan hasil pemilihan Presiden di Amerika Serikat bisa turut mempengaruhi aliran dana asing yang masuk ke pasar modal Indonesia. Karena banyaknya variabel tersebut, kinerja saham dalam jangka pendek sangat sulit untuk diramalkan dan tidak selalu positif.

Sebagai gambaran hasil investasi dalam 5 tahun terakhir dengan modal Rp 100.000.000 adalah sebagia berikut :

Tahun Rata-rata Return Reksa Dana Saham Hasil Pengembangan
  100,000,000
2012 10.06% 110,060,000
2013 -3.66% 106,031,804
2014 27.86% 135,572,265
2015 -14.54% 115,860,057
2016 7.70% 124,781,282

Sumber : www.infovesta.com, diolah

Investasi reksa dana saham dalam jangka panjang memang tidak ada jaminan pasti akan selalu menguntungkan, namun apabila kinerja perekonomian terus meningkat, begitu pula dengan penjualan dan laba bersih perusahaan, maka harga saham juga seharusnya akan mengikuti tren tersebut.

Untuk itulah investasi saham memang harus berorientasi jangka panjang. Sebagai gambaran, jika Anda berinvestasi di reksa dana saham tidak dalam 5 tahun, tapi 10 tahun terakhir, hasil investasinya adalah sebagai berikut :

Tahun Rata-rata Return Reksa Dana Saham Hasil Pengembangan
100,000,000
2007 52.21% 152,210,000
2008 -53.75% 70,397,125
2009 97.27% 138,872,408
2010 29.25% 179,492,588
2011 -0.25% 179,043,857
2012 10.06% 197,055,668
2013 -3.66% 189,843,431
2014 27.86% 242,733,811
2015 -14.54% 207,440,315
2016 7.70% 223,413,219

Sumber: www.infovesta.com, diolah

Sebagai gambaran, hasil investasi di masa lalu tidak menjadi jaminan dan acuan akan terulang di masa depan. Hasil investasi bisa lebih tinggi, sama, lebih rendah atau bahkan mengalami kerugian.

Saat ini terdapat lebih dari 200 reksa dana saham yang beredar di Indonesia. Satu manajer investasi bisa menerbitkan lebih dari 1 reksa dana saham, beberapa bahkan mencapai lebih dari 5.

Meski sama-sama reksa dana saham, biasanya tema dari masing-masing reksa dana tersebut bisa berbeda. Ada yang menggunakan strategi sebagai tema seperti value investing, momentum growth, fokus, rotasi sektoral, endowment fund dan pendekatan kuantitatif; ada yang menggunakan pengelolaan pasif seperti reksa dana indeks dan ETF. Selain itu ada juga yang menggunakan pendekatan berbasis sektoral seperti BUMN, Infrastruktur, Konsumer, Komoditas, dan keuangan.

Demikian juga reksa dana syariah; ada yang menggunakan tema sosial dan belakangan ini juga muncul tren reksa dana berbasis global yang memungkinkan investasi 100 persen di luar negeri.

Sebagai contoh di Panin Asset Management, terdapat 6 reksa dana saham dengan strategi yang berbeda yaitu Panin Dana Maksima yang menggunakan strategi value investing, Panin Dana Prima yang cenderung melakukan transaksi lebih aktif dengan pendekatan momentum growth, Panin Dana Ultima dengan strategi fokus.

Sementara itu, Panin Dana Syariah Saham dengan kombinasi antara strategi fokus dan sektor syariah, Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh yang berbasis sektoral dan Panin Dana Teladan yang memiliki kebijakan menyumbangkan sebagian biaya pengelolaannya ke yayasan sosial.

Banyaknya tipe reksa dana saham ini memungkinkan investor untuk memilih reksa dana dengan strategi yang sesuai dengan pilihannya. Bagi pemasar, reksa dana yang beragam juga memberikan nilai jual yang lebih baik karena dapat memberikan opsi bagi investor untuk melakukan diversifikasi.

Memilih reksa dana saham

Sesuai dengan teori perencanaan keuangan, reksa dana saham idealnya direkomendasikan untuk investor yang memiliki tujuan keuangan di atas 5 tahun. Rencana persiapan kuliah di luar negeri untuk anak, persiapan dana pensiun, dan persiapan modal usaha bagi anak kelak setelah lulus kuliah bisa mempertimbangkan jenis reksa dana ini.

Dalam berinvestasi di reksa dana saham, karena adanya risiko dalam jangka pendek dan tidak setiap tahun kinerjanya positif, maka investor harus memiliki persiapan untuk berinvestasi dalam jangka panjang dan percaya bahwa perekonomian di masa mendatang akan lebih baik. Sebab, harga saham merupakan representasi kinerja perusahaan. Jika kinerja perekonomian membaik, maka otomatis hal tersebut juga akan tercermin dalam kenaikan harga saham dan kinerja reksa dana saham.

Untuk itu, investasi reksa dana saham dalam jangka panjang tidak untuk investor yang pesimis akan masa depan perekonomian Indonesia. Dengan mempercayai perekonomian akan lebih baik di masa mendatang itulah investor akan lebih siap dan tetap tenang ketika menghadapi risiko fluktuasi harga. Dalam memilih reksa dana saham yang semakin beraneka ragam, perbedaan strategi yang digunakan bisa dijadikan sebagai pertimbangan untuk melakukan diversifikasi.

Misalkan jika investor merasa yakin dengan prospek masa depan ekonomi Indonesia dan merasa bahwa sektor infrastruktur akan merupakan sektor yang paling berkembang, maka bisa memilih reksa dana saham yang berbasis infrastruktur.

Sebaliknya ketika investor mempercayakan keahlian manajer investasi dalam mengelola dana, maka bisa memilih reksa dana saham yang menggunakan pendekatan berbasis strategi pengelolaan. Untuk investor yang skeptis dan meragukan manajer investasi dapat mengalahkan indeks acuannya, dapat memilih reksa dana saham indeks yang pengelolaannya lebih pasif.

Apapun pilihannya, investor perlu melihat konsistensi kinerja dalam jangka panjang. Tidak harus nomor satu setiap tahun, tapi paling tidak bisa sama atau lebih besar dari IHSG-nya dari waktu ke waktu dalam jangka panjang.

Bab 4 Kiat Investasi Reksa Dana Saham