#2. Bab 33. Apa Dampak Keberhasilan Amnesti Pajak Terhadap Kinerja Reksa Dana

Meski masih terdapat sedikit kekurangan seperti target dana repatriasi dan jumlah wajib pajak yang mendaftar belum tercapai, dibandingkan dengan program serupa di negara lain, program Amnesti Pajak Indonesia bisa dikatakan sebagai program amnesti pajak yang paling sukses di seluruh dunia.

Berdasarkan situs pajak, total harta deklarasi dalam dan luar negeri telah mencapai lebih dari Rp4.881 triliun dengan pembayaran uang tebusan, bukti permulaan dan tunggakan pajak mencapai Rp 135 T.

Tambahan Bab 33

Sumber : www.pajak.go.id

Dengan data harta yang lengkap, tentunya potensi penerimaan pajak bisa meningkat pada tahun-tahun mendatang. Dengan demikian, pendapatan negara dapat lebih berkesinambungan pada masa mendatang. Bagaimana dampaknya terhadap kinerja reksa dana ?

Dari sisi mata uang, dengan adanya ketentuan di mana harta deklarasi dalam negeri dan repatriasi luar negeri minimum 3 tahun disimpan di NKRI, maka potensi dana outflow dalam 3 tahun menjadi minimal. Untuk harta deklarasi luar negeri, juga ada kemungkinan masuk ke Indonesia.

Salah satu alasan nilai deklarasi luar negeri ini besar adalah untuk mencairkan investasi di luar negeri tidak mudah, ada pertimbangan kondisi ekonomi yang kurang baik dan prosedur pencairan yang membutuhkan waktu. Selain itu, ada faktor kenyamanan karena sebagian wajib pajak juga memiliki kegiatan usaha di luar negeri sehingga sebagian dari harta tetap ditempatkan di luar negeri.

Meski demikian, ada potensi harta deklarasi luar negeri tersebut dibawa masuk pada periode-periode mendatang. Hal ini turut akan mendorong kestabilan atau bahkan penguatan mata uang Indonesia di masa yang akan datang.

Apakah penerimaan pajak yang meningkat dan mata uang yang stabil serta-merta dapat meningkatkan kinerja reksa dana? Jawabannya adalah bisa, tetapi tidak langsung. reksa dana berinvestasi pada saham dan obligasi. Untuk itu, yang perlu kita analisis adalah dampaknya terhadap saham dan obligasi itu sendiri.

Penerimaan pajak yang meningkat dapat membuat anggaran pemerintah lebih berkesinambungan. Dengan demikian, utang yang diterbitkan untuk menutupi defisit tidak terlalu besar dan alokasi dana bisa digunakan untuk membangun program infrastruktur.

Pembangunan infrastruktur yang melibatkan perusahaan BUMN dan swasta akan menyebabkan perekonomian berkembang, penjualan dan keuntungan perusahaan meningkat. Sesuai dengan teori, meningkatnya keuntungan akan menyebabkan valuasi perusahaan meningkat sehingga harga sahamnya juga berpotensi naik.

Dengan demikian, reksa dana yang berinvestasi pada saham juga berpotensi mendapatkan manfaat dengan meningkatnya harga saham tersebut. Adanya infrastruktur, seperti jalan, rel kereta api, waduk, dan pembangkit listrik, akan berdampak pada meningkatnya perekonomian dan biaya logistik yang semakin efisien.

Biaya logistik merupakan salah satu kontribusi besar terhadap tingginya inflasi di Indonesia, dengan biaya logistik yang berkurang, maka inflasi juga bisa semakin dikendalikan. Inflasi yang terkendali ditambah dengan mata uang yang stabil, selanjutnya juga akan memberikan amunisi bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga. Sesuai dengan teori, suku bunga yang turun akan membuat harga obligasi meningkat.

Dengan demikian, reksa dana yang berinvestasi pada obligasi juga berpotensi mendapatkan manfaat dengan meningkatnya harga obligasi tersebut. Kondisi ekonomi yang membaik, suku bunga yang turun, hasil deposito perbankan yang semakin rendah akan membuat minat masyarakat meningkat baik dari dalam negeri ataupun investor luar negeri untuk berinvestasi pada pasar modal Indonesia. Hal ini berpotensi membuat permintaan naik sehingga harganya juga berpotensi meningkat.

Jadi, secara langsung, memang keberhasilan amnesti pajak tidak bisa dihitung berapa dampaknya terhadap kinerja reksa dana. Namun, secara tidak langsung, apabila bisa dikelola dengan baik oleh pemerintah dan Bank Indonesia serta bisa dimaksimalkan dengan baik oleh pihak perusahaan, maka berdampak positif di masa mendatang.

Tentu saja sebagai instrumen investasi, reksa dana tetap memiliki risiko. Meskipun secara potensi ke depannya baik, tetap ada kemungkinan mengalami penurunan. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari faktor domestik hingga sentimen luar negeri.

Dari luar negeri, beberapa sentimen yang mungkin berpotensi negatif terhadap kinerja reksa dana, antara lain potensi kenaikan suku bunga the Fed, pemilihan presiden di AS, perkembangan ekonomi di China, Jepang, dan Eropa, uktuasi harga minyak, dan lainnya.

Sebagai investor, kita perlu tahu bahwa meskipun sentimen luar negeri bisa berdampak terhadap kinerja investasi, umumnya pengaruh ini hanya bersifat sementara.

Yang sifatnya permanen dan jangka panjang adalah kinerja perusahaan, kondisi suku bunga, dan tingkat pertumbuhan ekonomi di dalam negeri itu sendiri. Untuk itu, sepanjang kita yakin bahwa kondisi dalam negeri bagus, apabila terdapat penurunan pasar yang disebabkan sentimen luar negeri, hal ini bisa dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk melakukan pembelian pada harga yang rendah.

Bab 33 Keberhasilan Amnesti Pajak Terhadap Reksa Dana